8 Alasan Orang Toxic Justru Miliki Teman Segudang, Saatnya Jaga Jarak?
gospelangolano.com, Jakarta Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah racun dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya “beracun” digunakan untuk menggambarkan orang atau situasi yang buruk. Atau lebih umum lagi, kata “beracun” digunakan untuk menggambarkan segala sesuatu yang berbahaya atau membahayakan.
Sedangkan menurut Pusat Psikologi, dalam perilaku manusia, “toxic” menggambarkan seseorang yang menyakiti atau merugikan orang lain melalui perkataan dan tindakan negatif. Di sisi lain, mengenali orang-orang yang beracun juga membutuhkan kepekaan, seperti butuh perhatian lebih, suka drama, aktif, dan sebagainya.
Namun, yang mengejutkan adalah meski perilaku toksik ini dianggap merugikan, orang dengan sifat tersebut seringkali memiliki banyak teman. Mengapa ini terjadi? Nah, itulah beberapa alasan yang bisa menjelaskan fenomena tersebut, yang dihimpun gospelangolano.com pada Kamis (25/7/2024) dari berbagai sumber.
Orang beracun sering kali memiliki keterampilan sosial yang luar biasa. Mereka adalah komunikator yang baik dan memiliki kemampuan menarik perhatian orang lain. Mereka dapat memikat dan menggairahkan orang lain dengan kefasihan dan pesona mereka. Kemampuan ini memungkinkan mereka membangun jaringan pertemanan yang sangat luas meski berada di balik segala perilaku negatif yang merugikan orang lain.
Orang beracun sering kali mempunyai kemampuan memanipulasi. Mereka mempunyai kemampuan untuk mengeksploitasi emosi orang lain demi keuntungan pribadinya. Dengan bersikap terlalu peduli atau menyanjung, mereka bisa mendapatkan kepercayaan dan simpati orang lain.
Mereka juga sering menggunakan taktik rasa bersalah atau takut untuk menjaga keamanan orang lain. Hal ini pada akhirnya akan memudahkan mereka untuk berteman.
Beberapa orang merasa terjebak dalam hubungan dengan orang-orang beracun karena terjebak dalam ketergantungan emosional. Orang-orang beracun sering kali menciptakan pusat tindakan di mana mereka menjadi pusat perhatian atau sumber dukungan utama bagi teman-temannya. Dalam situasi ini, teman mungkin akan kesulitan untuk melepaskannya karena mereka akan mendapatkan persetujuan atau dukungan dari kepribadian beracun tersebut.
Orang-orang beracun sering kali memiliki daya tarik yang tak terbantahkan dalam hal penampilan. Mereka sering menjadi pusat perhatian karena memiliki segala sesuatu yang diinginkan orang lain, seperti kekayaan, status sosial yang tinggi, atau kecantikan yang mencolok. Hal ini membuat mereka mudah tertarik dan mendapat banyak teman. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa sikap mereka tidak selalu positif.
Beberapa orang mungkin tetap berteman dengan orang-orang beracun karena takut atau terikat. Orang-orang beracun ini sering kali menunjukkan perilaku mendominasi dan agresif yang membuat orang lain merasa terancam. Ketakutan akan konfrontasi atau pengaruh negatif dapat menyebabkan mereka menarik diri dari lingkaran pertemanan tersebut, meskipun mereka mengetahui sifat beracun orang tersebut.
Di beberapa komunitas, keberadaan kepribadian beracun diterima karena sifat unik dari dinamika kelompok. Terkadang anggota komunitas lain mungkin memandang perilaku beracun sebagai hal yang normal atau bahkan menarik. Dalam situasi seperti ini, perilaku beracun menjadi ciri masyarakat dan sulit diubah.
Ada juga orang yang melepaskan kepribadian beracun dengan harapan bisa mengubah perilakunya. Mereka mungkin merasa bahwa mereka membantu orang tersebut untuk berkembang atau melihat potensi positif. Meski niatnya baik, namun upaya tersebut sering kali tidak berhasil dan melanggengkan hubungan yang merugikan.
Beberapa orang beracun mungkin mempunyai gaya hidup atau status sosial yang membuat mereka menarik bagi orang lain. Hal ini mencakup kesuksesan profesional, ketenaran di kalangan tertentu, atau masuk ke dalam lingkaran sosial yang dianggap bergengsi.
Meski perilaku toksik umumnya dipandang negatif, ada beberapa alasan mengapa orang dengan sifat ini tetap punya banyak teman. Namun, tetap penting bagi Anda untuk memahami dinamika ini agar kita dapat mengenali dan menangani perilaku beracun dengan lebih baik. Di lingkungan pertemanan kita dan di dalam diri kita sendiri.