6 Tips Hindari Serangan Siber Saat Pakai Aplikasi di Smartphone

Read Time:2 Minute, 58 Second

gospelangolano.com, Batavia – Serangan siber terus meningkat, salah satunya melalui aplikasi smartphone. Oleh karena itu, tim keamanan siber menyarankan untuk memperbarui aplikasi. Tujuannya tidak hanya untuk memberikan fitur-fitur baru kepada pengguna, tetapi juga untuk menutup potensi celah keamanan yang mungkin ada.

Hal ini tidak lepas dari Global Leftover Mobile Apps Report Q4 2023 yang dirilis oleh Pixalate. Dimana sudah lebih dari 1 juta aplikasi yang ditinggalkan oleh pengembangnya baik di Google Play Store maupun Apple App Store.

Laporan yang sama menyebutkan bahwa 1,3 juta aplikasi telah terbengkalai di Google Play Store selama lebih dari dua tahun. Sementara itu, ada hampir 40.000 aplikasi yang terbengkalai sama sekali karena tidak diupdate sama sekali selama empat tahun.

Begitu pula dengan App Store. Sebanyak 581 ribu aplikasi diabaikan oleh pengembang dan 229 ribu lainnya diperbarui sepenuhnya selama empat tahun.

Faktanya, penting untuk tidak takut dengan perkembangan pembangunan. Misalnya, narkoba rentan diserbu bug, malware, dan ancaman siber lainnya. Pada gilirannya, bug yang tidak diketahui dapat merusak fungsionalitas perangkat lunak dan mengancam keamanan data pengguna.

Konsultan Utama Pengembangan, Keamanan, dan Operasi PT ITSEC Asia Muhammad Ray Ramadhan mengatakan, pengendalian dan perbaikan pemicu celah keamanan aplikasi, mulai dari coding, commit, deploying, merupakan faktor utama dalam meminimalisir ditemukannya celah keamanan.

Sedangkan menggunakan pembaruan aplikasi untuk meningkatkan fungsionalitas, pengalaman pengguna, memperbaiki masalah, memperkenalkan fitur baru, dan mengoptimalkan kinerja aplikasi itu sendiri.

Namun, selain meningkatkan kinerja, pembaruan aplikasi secara rutin juga penting untuk memperbaiki kerentanan keamanan dan melindungi dari ancaman siber. Aplikasi yang tidak diperbarui akan rentan terhadap lubang keamanan, kata Ray.

Lalu apa peran pengguna? Selain memperbarui aplikasi, pengguna juga harus melakukan beberapa langkah untuk menghindari serangan saat menggunakan aplikasi.

Berikut cara pengguna menggunakan aplikasi pengelolaan perangkat di ponsel cerdas mereka sendiri:

1. Batasi jumlah aplikasi yang diunduh

Orang-orang sering kali menyimpan aplikasi yang jarang atau tidak pernah mereka gunakan di perangkat mereka. Hal ini dapat berdampak negatif pada keamanan perangkat. Yang terbaik adalah menghapus aplikasi yang tidak digunakan untuk mengurangi risiko keamanan.

2. Bekerja dengan akses izin aplikasi

Saat menerima aplikasi baru, perhatikan izin akses aplikasi tersebut. Buat izin izin untuk fungsi aplikasi. Jika permintaan lisensi tidak relevan, sebaiknya batasi lisensi skrip hanya untuk lisensi Anda sendiri.

Pastikan semua aplikasi di perangkat Anda selalu diperbarui. Jika pembaruan tersedia, segera perbarui. Perhatikan juga kapan terakhir kali aplikasi diupdate. Jika aplikasi sudah lama tidak diperbarui, perhatikan keamanannya.

4. Periksa ulasan pengguna sebelum mengunduh

Sebelum mengunduh aplikasi, perhatikan ulasan pengguna lain. Jangan mengunduh situs web yang memiliki ulasan buruk tentang keamanannya.

5. Hindari mendownload dari sumber pribadi

Selalu instal aplikasi dari sumber publik seperti Google Play Store atau Apple App Store. Hindari menggunakan sumber swasta untuk mengurangi risiko keamanan.

6. Waspadai tautan berbahaya

Pertimbangkan dengan cermat aplikasi yang masuk akal. Adware dapat mengganggu dan berpotensi membahayakan keamanan perangkat Anda. Selalu perhatikan tautan pembelian karena dapat berupa penipuan online. Jika Anda menemukan saran, segera hapus aplikasi tersebut.

 

Menurut standar industri, satu hingga dua pembaruan per bulan dianggap tepat untuk menjaga kinerja dan keamanan aplikasi. Karena pengembang tidak memberikan pembaruan dalam waktu lama, data dan keamanan pengguna dapat terganggu.

Itu merupakan pukulan besar darinya. Aplikasi yang masuk ke platform resmi akan ditinjau secara cermat kinerja dan keamanannya.

Aplikasi yang tidak diupdate dapat membuka peluang munculnya malware dan bug. Pengguna harus memperhatikan pembaruan aplikasi untuk melindungi diri dari serangan dunia maya.

Presiden Direktur PT ITSEC Asia Tbk, Joseph Lumban Gaol menjelaskan, aplikasi yang sudah lama tidak diperbarui dapat membahayakan keamanan pengguna.

Seringkali pengguna mengabaikan pembaruan aplikasi karena lupa, malas, atau tidak menyadari aplikasi tersebut telah ditinggalkan oleh pengembang. Hal ini dapat menyebabkan infeksi jangka panjang oleh malware atau bug.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post GMW Umumkan Harga Tank 500 HEV dan Haval H6 HEV di Indonesia, Mulai Rp 500 Jutaan
Next post Apes, Armand Maulana Kena Tipu Tiket Konser Hans Zimmer di London