6 Masalah Kesehatan yang Bikin Anak-Anak Harus Cuci Darah, Penyakit Ginjal Bawaan hingga Faktor Lingkungan
gospelangolano.com, Jakarta – Isu banyaknya anak yang menjalani cuci darah di Rumah Sakit Sipto Mangunkusumo (RSCM) sedang hangat diperbincangkan. Hal ini karena dialisis biasanya dikaitkan dengan penyakit hanya pada orang dewasa.
Selain kasus RSCM, Marisa Tania Stephanie Pudgiadi, dokter anak BSD di Eka Hospital, mengatakan ada beberapa alasan mengapa seorang anak perlu cuci darah, antara lain: Penyakit ginjal bawaan.
Beberapa bayi terlahir dengan ginjal yang cacat, sehingga fungsi penyaringan darahnya terganggu sejak lahir. infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih yang sering terjadi atau infeksi serius lainnya dapat merusak ginjal. penyakit genetik
Beberapa kelainan genetik dapat menyebabkan kerusakan ginjal yang progresif. penyakit kronis
Penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan glomerulonefritis (radang glomerulus ginjal) dapat merusak ginjal dalam jangka panjang. obstruksi saluran kemih
Obstruksi pada saluran kemih dapat memberi tekanan pada ginjal dan mengganggu fungsinya. faktor lingkungan
“Paparan bahan kimia berbahaya, obat-obatan tertentu, dan polusi dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal,” kata Marissa dalam siaran pers Selasa (30/7/2024). Bagaimana Mencegah Kerusakan Ginjal pada Anak?
Lebih lanjut, Marissa mengungkapkan beberapa cara untuk mencegah kerusakan ginjal pada anak, antara lain: Deteksi dini: Pemeriksaan kesehatan secara rutin sangat penting untuk mendeteksi kelainan ginjal secara dini. Pengobatan infeksi : Pengobatan segera infeksi saluran kemih dan infeksi lainnya. Kendalikan penyakit kronis: Jika anak Anda menderita penyakit kronis seperti diabetes atau tekanan darah tinggi, kendalikan penyakitnya dengan baik. Pola Hidup Sehat: Mendorong anak untuk menjalani pola hidup sehat dengan memberikan makanan bergizi, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup. Hindari paparan zat berbahaya: Lindungi anak dari paparan bahan kimia berbahaya dan polusi.
Marisa mengatakan pengobatan disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan kerusakan ginjal. Beberapa perawatan yang mungkin dilakukan meliputi: Pengobatan
Obat-obatan diperlukan untuk mengontrol tekanan darah, mengurangi pembengkakan, dan mencegah kerusakan lebih lanjut pada ginjal. dialisis
Dialisis adalah proses pembuangan produk limbah dari darah ketika ginjal tidak berfungsi dengan baik. transplantasi ginjal
Transplantasi ginjal merupakan pilihan terakhir bagi anak-anak yang mengalami gagal ginjal stadium akhir.
Sayangnya, kerusakan ginjal yang parah tidak dapat disembuhkan sepenuhnya. Namun, dengan pengobatan yang tepat, perkembangan penyakit dapat diperlambat dan kualitas hidup anak dapat ditingkatkan.
Anak-anak yang memerlukan cuci darah atau transplantasi ginjal biasanya memerlukan perawatan ini seumur hidupnya. Namun, dengan dukungan keluarga, penyedia layanan kesehatan, dan kemajuan teknologi, mereka tetap dapat menjalani kehidupan yang aktif dan produktif.
Tingginya kebutuhan cuci darah pada anak memang meresahkan, Marissa menambahkan, namun dengan deteksi dini, pencegahan yang tepat dan pengobatan yang memadai, sebagian besar kasus penyakit ginjal pada anak dapat ditangani dengan baik.
“Penting bagi orang tua untuk selalu memperhatikan kesehatan anak, dan menghubungi tenaga medis jika ada gejala gangguan ginjal. Dukungan dan pengobatan yang tepat dapat membantu anak yang mengalami gangguan ginjal,” kata Marissa hidup sehat dan aktif.”
Sebelumnya, setelah isu anak menjalani cuci darah di RSCM menjadi publik, pihak rumah sakit sempat memberikan klarifikasi.
RSCM tak memungkiri banyaknya anak yang menjalani cuci darah, namun hal tersebut bukan karena peningkatan kasus. Namun karena RSCM merupakan rumah sakit rujukan seluruh Indonesia, pasien ginjal terkonsentrasi di sana.
Dr Eka Lakshmi Hidayati, konsultan dokter anak nefrologi RSCM, mengatakan sekitar 60 anak menjalani cuci darah rutin di RSCM, 30 di antaranya menjalani hemodialisis.
Bersama Eka, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Piprim Basara Januarso SpA (K) mengatakan, belum ada laporan peningkatan kasus gagal ginjal di Indonesia.
“Secara nasional, jumlah kasus EG/DEG yang dilaporkan pada tahun lalu tidak mengalami peningkatan yang signifikan,” kata Piprim dalam rekaman video yang diperoleh Health gospelangolano.com, Kamis, 25 Juli 2024.
Diketahui bahwa sebagian besar kasus tersebut disebabkan oleh penyakit bawaan, terutama sindrom nefrotik (suatu kondisi medis yang mempengaruhi ginjal dan menimbulkan sejumlah gejala tertentu). Oleh karena itu, orang tua harus mewaspadai penyakit ginjal yang terjadi pada anak. Dan langkah apa yang bisa diambil untuk menghentikannya.