6 Fakta Menarik Masjid Selimiye di Turki yang Masuk Daftar Warisan Dunia UNESCO
gospelangolano.com, Jakarta – Masjid Selimiye, juga dikenal sebagai Selimiye Camii dalam bahasa Turki, adalah sebuah masjid Kekaisaran Ottoman di Edirne, Turki. Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Selim II dan dibangun antara tahun 1568 dan 1575 oleh arsitek kekaisaran Mimar Sinan.
Masjid Selimiye dibangun pada puncak kekuatan militer dan budaya Kesultanan Ottoman. Sultan Selim II, putra dan penerus Raja Suleiman, memilih Edirne daripada Istanbul (ibu kota Kesultanan Utsmaniyah) untuk membangun masjid kekaisarannya.
Alasan keputusan ini masih kontroversial di kalangan sejarawan. Dalam upacara peresmian masjid, Selim II pernah menang saat melancarkan perang, yang diyakini para ulama saat itu sebagai prasyarat pembangunan Masjid Sultan di Istanbul.
Ada lebih banyak hal di Masjid Selimiye selain lokasinya dan cara pembangunannya. Berikut enam fakta menarik Masjid Selimiye yang dihimpun tim Lifesyle gospelangolano.com dari berbagai sumber.
1. Dibangun di bekas ibu kota Kesultanan Ottoman
Berdasarkan informasi dari situs resmi UNESCO pada Kamis 14 Maret 2024, Selim II sepertinya punya ketertarikan dengan kota Edirne. Ia menjabat sebagai gubernur pada tahun 1548-1550 dan sering berkunjung setelah menjadi Sultan.
Edirne adalah bekas ibu kota Kekaisaran Ottoman, serta salah satu kota terpenting kekaisaran dan perhentian utama jalan raya kekaisaran antara Istanbul dan provinsi Balkan. Motivasi lain mungkin termasuk tidak adanya situs-situs terkenal di puncak bukit di Istanbul untuk membangun kompleks masjid kekaisaran, setidaknya tanpa pengambilalihan besar-besaran.
Bangunan ini dianggap oleh Sinan sebagai mahakaryanya dan merupakan salah satu pencapaian tertinggi arsitektur Islam pada umumnya dan arsitektur Ottoman pada khususnya. Bersama dengan kompleks bangunannya, masjid ini masuk dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2011.
Masjid megah ini memiliki kubah besar dengan empat menara tipis yang tinggi. Interior yang dihias dengan mewah, perpustakaan manuskrip, pengerjaan yang rumit, dan halaman ubin dan marmer Iznik adalah kemewahan saat itu. Bangunan tersebut mencakup ruang kelas bergaya madrasah, halaman, dan bazar yang melambangkan puncak kerajaan Islam abad ke-16.
3. Arsitek membutuhkan waktu 8 tahun untuk mengembangkan proyek masjid
Arsitek Mimar Sinan ditinggalkan sendirian dan membutuhkan waktu delapan tahun untuk memikirkan desain masjid, yang kelak menjadi karya terbesarnya. Pembangunan pondasi membutuhkan waktu dua tahun untuk menstabilkan permukaan dan tekstur tanah tempat masjid dibangun.
Proyek pembangunan masjid yang dikerjakan oleh 14.400 pekerja ini menelan biaya 4,58 juta emas saat itu. Pekerjaan dimulai pada tahun 1568 dan berakhir pada tanggal 27 November 1574.
Masjid ini dibuka untuk umum pada 14 Maret 1575, tiga bulan setelah wafatnya Sultan Selim II. Sultan bahkan tidak sempat membuka masjid yang telah diresmikannya.
5. Bandingkan keindahan Hagia Sophia
Arsitek Mimar Sinan berhasil membangun Masjid Selimiye dengan kubah berdiameter 31 meter, setara dengan kubah Hagia Sophia. Ketinggian kubah utama lantai satu Masjid Selimiye adalah 42 meter.
Kubah utama ini berbentuk segi delapan dengan penampangnya ditopang oleh delapan tiang besar di setiap sudutnya. Bagian antara ujung kubah dan delapan kolom dipenuhi pola stalaktit.
Kubah tengah Masjid Selimiye terlihat jelas dari atas, berbentuk seperti kura-kura. Seperti masjid Ottoman lainnya, Masjid Selimiye memiliki halaman berbentuk persegi panjang di tengahnya dengan tempat wudhu berbentuk air mancur.
Masjid Selimiye pertama kali diperbaiki oleh Sinan pada tahun 1584 setelah mengalami kerusakan ringan akibat tersambar petir. Gempa bumi tahun 1752 menyebabkan kerusakan ringan.
Pada tahun 1808, beberapa dekorasi kaligrafi masjid dipugar dan ditambahkan atap di atas air mancur di halaman, tetapi sudah tidak ada lagi. Pada masa pemerintahan Abdülmecid I (1839–1861), bagian dalam masjid diplester ulang, dan sebagian dekorasinya diperbarui dengan gaya yang meniru dekorasi sebelumnya.
Selama Perang Rusia-Turki tahun 1877-1878, sebagian ubin dekoratif di dinding Sultan dijarah dan dipindahkan ke Moskow. Kemudian, pada saat pengepungan kota pada tahun 1913, kubah masjid dirusak oleh tembakan artileri.
Sebagai peringatan dan pengingat bagi generasi mendatang, kerusakan akibat perintah Atatürk belum diperbaiki. Segera setelah itu, pada akhir Perang Balkan Kedua, karpet tertua masjid dicuri oleh pasukan Bulgaria yang mundur.
Masjid Selimiye dipugar pada tahun 1954-1971, dan beberapa bagian dipugar pada tahun 1982-1984. Masjid ini tergambar di belakang uang kertas 10.000 lira Turki tahun 1982-1995.