5 Jenis Alergi Kulit dan Cara Mengatasinya, Pahami Juga Penyebabnya
gospelangolano.com, Jakarta Alergi kulit adalah reaksi yang disebabkan oleh sistem imun tubuh yang bereaksi berlebihan terhadap zat tertentu yang biasanya tidak berbahaya atau tidak menimbulkan reaksi pada orang lain. Penyebab utama alergi kulit adalah alergen yang bisa berasal dari berbagai sumber seperti makanan, lateks, bulu binatang, serangga atau obat-obatan. Selain itu, faktor lingkungan seperti keringat, suhu dingin, panas, dan sinar matahari juga dapat menyebabkan alergi kulit.
Alergi kulit terbagi menjadi beberapa jenis, dan pengobatannya mungkin berbeda-beda tergantung jenis alergi yang dialami seseorang. Penatalaksanaan alergi kulit mungkin termasuk penghindaran alergen, penggunaan antihistamin atau kortikosteroid topikal, dan dalam beberapa kasus imunoterapi.
Penting untuk diketahui bahwa pengobatan alergi kulit harus disesuaikan dengan jenis dan tingkat keparahan alergi yang dialami individu. Konsultasi dengan dokter kulit atau ahli alergi merupakan langkah penting dalam menentukan diagnosis yang akurat dan rencana penatalaksanaan yang tepat.
Berikut ulasan lebih lanjut mengenai jenis-jenis alergi kulit yang dirangkum gospelangolano.com dari berbagai sumber hingga Kamis (14/3/2024).
Dermatitis atopik atau yang lebih dikenal dengan eksim merupakan salah satu jenis alergi kulit yang paling sering terjadi pada anak-anak, meski bisa juga menyerang orang dewasa. Gejala utama eksim meliputi kulit kering, merah, gatal, dan iritasi. Terkadang, jika kulit terinfeksi, benjolan kecil berisi cairan bening atau kuning bisa muncul.
Faktor genetik memainkan peran penting dalam kasus eksim, dan sering kali terdapat riwayat penyakit dalam keluarga. Selain itu, eksim sering kali dikaitkan dengan kondisi lain seperti asma, rinitis alergi, dan alergi makanan.
Meski eksim tidak menular, gejalanya bisa sangat menyusahkan dan memengaruhi kualitas hidup orang yang mengalaminya. Penatalaksanaan eksim mencakup perawatan kulit yang baik, menghindari pemicu alergen jika memungkinkan, dan menggunakan obat-obatan seperti krim kortikosteroid atau antihistamin untuk mengendalikan gejala. 2. Dermatitis kontak.
Dermatitis kontak merupakan salah satu jenis alergi kulit yang terjadi ketika kulit berinteraksi langsung dengan alergen tertentu. Alergen ini bisa berasal dari berbagai sumber, termasuk lateks, logam, pewangi, atau tanaman.
Misalnya, jika seseorang alergi terhadap nikel yang sering ditemukan pada perhiasan, kontak langsung dengan perhiasan atau barang lain yang mengandung nikel dapat menimbulkan gejala dermatitis kontak alergi. Gejala umumnya meliputi kulit gatal, kemerahan, bengkak, dan terkadang mengelupas.
Gejala dermatitis kontak alergi berbeda-beda pada setiap orang, tergantung jenis alergen dan tingkat sensitivitasnya. Penatalaksanaan dermatitis kontak alergi meliputi identifikasi dan penghindaran alergen, penggunaan krim kortikosteroid topikal untuk mengurangi peradangan dan gatal, serta penggunaan antihistamin untuk mengurangi kemungkinan reaksi alergi.
Menghindari kontak dengan alergen merupakan langkah penting dalam mencegah gejala dermatitis kontak alergi. Jika seseorang mengetahui dirinya alergi terhadap zat tertentu, penting untuk menghindari kontak dengan zat tersebut dan melakukan tindakan pencegahan yang tepat.
Dermatitis dishidrotik atau disebut juga pompholyx merupakan salah satu jenis peradangan kulit yang biasanya terjadi pada tangan dan kaki. Gejala utamanya adalah kulit kering dan gatal, seringkali disertai munculnya lepuh atau lepuh kecil pada kulit. Lepuh ini bisa pecah dan membuat kulit terasa sangat gatal dan nyeri.
Penyebab pasti dari dermatitis dehidrotik belum sepenuhnya dipahami. Namun, faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini antara lain riwayat alergi kulit lainnya, kelembapan tangan yang berlebihan, dan kemampuan kulit mudah berkeringat.
Meski penyebabnya belum diketahui secara pasti, penanganan dermatitis dehidrotik biasanya melibatkan perawatan kulit yang baik, menghindari potensi pemicu seperti iritan atau alergen tertentu, serta mengurangi peradangan dan mengendalikan rasa gatal.
Karena dermatitis dishidrotik cenderung bersifat kronis dan berulang, diagnosis dan pengobatan yang tepat oleh dokter kulit atau ahli alergi sangatlah penting. Dengan pemantauan dan penanganan yang tepat, banyak orang dapat mengelola gejalanya secara efektif dan mengurangi frekuensi serangan dermatitis dishidrotik. 4. Biduran atau sarang lebah
Urtikaria yang sering juga disebut dengan gatal-gatal merupakan peradangan dan pembengkakan pada permukaan kulit yang terjadi akibat tubuh terpapar zat atau benda tertentu yang menyebabkan sistem imun melepaskan histamin. Histamin inilah yang menyebabkan gejala gatal-gatal.
Ciri khas urtikaria adalah munculnya bercak merah yang gatal pada kulit. Benjolan ini dapat muncul pada satu atau beberapa bagian tubuh, dan ukuran serta bentuknya dapat bervariasi, mulai dari yang kecil hingga yang besar dan lebar. Selain karena reaksi alergi pada kulit, biduran juga bisa disebabkan oleh infeksi virus.
Ada dua jenis urtikaria utama, yaitu urtikaria akut dan kronis. Urtikaria akut biasanya terjadi setelah terpapar alergen tertentu seperti makanan, benda tertentu, panas, obat-obatan, atau gigitan serangga. Urtikaria akut biasanya tidak berlangsung lebih dari 6 minggu.
Sementara itu, urtikaria kronis lebih jarang terjadi dan penyebabnya seringkali tidak diketahui. Kondisi ini bisa berlangsung berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Perawatan untuk urtikaria termasuk menghindari pemicu potensial, menggunakan antihistamin untuk mengendalikan rasa gatal, dan, pada kasus yang lebih parah, imunoterapi atau kortikosteroid.
Angioedema merupakan salah satu bentuk reaksi alergi yang terjadi pada kulit. Pada kondisi ini, cairan menumpuk di bawah kulit sehingga menyebabkan pembengkakan. Berbeda dengan gatal-gatal, peradangan pada angioedema terjadi pada lapisan kulit yang lebih dalam.
Pembengkakan pada angioedema biasanya terjadi pada jaringan lunak, seperti kelopak mata, bibir, tenggorokan, atau bahkan alat kelamin. Kondisi ini seringkali disertai dengan gatal-gatal.
Angioedema dibedakan menjadi dua jenis utama, yaitu angioedema akut dan kronis. Angioedema akut terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu singkat, biasanya beberapa menit atau jam. Penyebab umum angioedema parah adalah reaksi alergi terhadap obat atau makanan tertentu.
Sedangkan angioedema kronis cenderung kambuh dan berlangsung lebih lama. Angioedema kronis seringkali tidak memiliki penyebab spesifik dan dapat diidentifikasi.
Penatalaksanaan angioedema mencakup menghindari pemicu alergi yang diketahui, penggunaan antihistamin atau kortikosteroid untuk meredakan gejala, dan pada kasus yang lebih parah, epinefrin. Jika pembengkakannya signifikan atau berlangsung lebih dari beberapa jam, penting untuk segera mencari pertolongan medis.
Konsultasi dengan dokter merupakan langkah penting untuk diagnosis yang tepat dan penanganan angioedema yang efektif. Dengan penanganan yang tepat, banyak orang dapat mengatasi gejala angioedema dan mencegah serangan berulang.
Prinsip dasar dalam mengobati alergi kulit adalah mengenali pemicu alergi dan sebisa mungkin menghindarinya. Tanpa menghilangkan pencetus alergi, pengobatan alergi hanya akan memberikan efek sementara. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui jenis alergi kulit yang Anda alami.
Langkah pertama dalam mengatasi alergi kulit adalah berkonsultasi dengan dokter kulit. Dokter mungkin akan melakukan tes alergi, baik tes kulit atau tes darah, untuk mengetahui alergen yang menyebabkan reaksi alergi pada kulit.
Setelah diagnosis, dokter biasanya akan meresepkan pengobatan seperti krim atau obat minum, seperti antihistamin atau kortikosteroid, untuk meredakan gejala dan ketidaknyamanan akibat alergi kulit. Selama proses perawatan, sangat penting untuk menghindari menggaruk permukaan kulit yang alergi, karena dapat menyebabkan iritasi atau infeksi lebih lanjut.
Selain menggunakan obat-obatan, menjaga kebersihan dan kelembapan kulit juga menjadi bagian penting dalam mengatasi alergi kulit. Mandi secara teratur dan gunakan pelembap setelah mandi untuk menjaga kelembapan kulit. Salep pelembab juga dapat membantu mengurangi rasa gatal, perih, dan kering pada kulit yang sering menyertai alergi kulit.
Jika gejala alergi kulit tidak membaik atau memburuk setelah pengobatan awal, seperti kulit kering, kemerahan, gatal, dan mengelupas, segera dapatkan pengobatan untuk penanganan lebih intensif. Dengan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang tepat, banyak orang dapat mengatasi alergi kulitnya dan meningkatkan kualitas hidup mereka.