5 Alasan Sulit Move On meski Sudah Putus dari Mantan Toxic
gospelangolano.com, Jakarta – Perpisahan selalu meninggalkan jejak, meski Anda siap melupakannya. Perasaan sedih dan kehilangan pasti dirasakan berbeda-beda oleh setiap orang. Ada perpisahan yang terasa mudah dan cepat berlalu, namun ada juga yang membuatmu kehilangan separuh jiwa.
Tapi apakah Anda terjebak dalam siklus kenangan pahit dengan mantan yang beracun? Perasaan cinta bercampur dengan trauma, sakit hati yang mendalam, dan keraguan terhadap perilaku. Pertanyaan “Mengapa begitu sulit untuk menindaklanjutinya?” dapat terus mengemudi.
Perasaan lega yang seharusnya muncul karena berhasil melepaskan diri dari hubungan yang beracun, ketimbang perasaan bingung dan kesulitan diatasi atau menolak untuk dilupakan.
Ini bisa terasa membingungkan dan rumit. Untuk menjelaskannya, mari kita gali lebih dalam mengapa putus dengan pasangan yang beracun bisa begitu menyakitkan.
Hubungan yang beracun meninggalkan luka yang jauh lebih dalam dari yang Anda kira. Dampaknya tidak hanya terbatas pada emosi, tapi juga kesehatan mental dan kesejahteraan Anda. Mengakhiri hubungan yang beracun bukan hanya tentang berduka atas kehilangan, tetapi juga tentang menyembuhkan kerusakan psikologis yang menyebabkannya.
Nah, berikut beberapa alasan susah move on dengan pasangan yang toxic, dilansir Elite Daily, Minggu (25/2/2024):
1. Terjebak dalam hubungan sebelumnya
Korban hubungan beracun terjebak dalam perangkap emosional. Di satu sisi, ketika pasangannya marah, mereka terluka dan hancur. Di sisi lain, mereka merindukan “kedekatan” yang muncul dari serial tersebut.
Parahnya pola ini membuat mereka sulit berhenti dan berada dalam siklus kecemasan yang berulang. Keluar dari pola-pola tersebut dan merindukan momen-momen tertentu membutuhkan waktu dan dapat menghambat pemulihan emosi.
Melihat ke belakang, banyak orang mungkin bertanya-tanya apa yang mereka lihat pada mantan pasangannya. Seiring berjalannya waktu, visi kita menjadi lebih jelas dan kita mulai melihatnya secara lebih objektif.
Menariknya, yang sering ditakuti dalam perpisahan bukanlah kehilangan diri sendiri, melainkan versi idealis yang tercipta dalam pikiran.
Menurut Michal Naisteter, salah satu kontestan Aturan Tiga Hari, hal ini normal dan bisa menjadi lebih buruk dalam hubungan yang beracun.
“Terkadang orang terlalu mengidealkan pasangannya,” kata Naisteter.
“Ketika mereka terluka, citra ideal itu hancur.”
“Untuk melupakan mereka, penting untuk memisahkan siapa mereka sebenarnya dan siapa mereka yang ada di kepala Anda,” kata Naisteter.
3. Sakit yang tak kunjung hilang
Selingkuh dalam hubungan yang beracun dapat memperpanjang dan mempersulit proses penyembuhan. Perasaan sakit hati akan bercampur dengan perasaan pengkhianatan dan ketidaksetujuan.
“Pengkhianatan oleh seseorang yang Anda percayai selalu mendukung Anda merupakan pukulan emosional yang menghancurkan,” kata pakar hubungan Alessandra Conti.
“Anda merasa dibohongi, ditipu, dan tidak dihargai.”
Rasa malu dan bersalah akibat pengkhianatan ini bisa bertahan lebih lama dari kesedihan biasa. Hal ini membuat proses move on dari hubungan yang beracun menjadi lebih sulit dan memakan waktu lama.
Pernahkah Anda terjebak dalam hubungan yang terasa seperti kemacetan? Suatu saat mereka menghujani Anda dengan cinta dan perhatian, namun di saat berikutnya mereka menjadi dingin dan mengabaikan Anda. Siklus panas-dingin ini, yang dikenal sebagai “terapi panas dan dingin”, adalah jenis manipulasi emosional yang sering digunakan dalam hubungan yang beracun.
Bagi korban, siklus ini dapat menimbulkan kebingungan dan keterikatan emosional. Ketika mereka terhubung dengan cinta, mereka merasa dicintai dan dihargai. Namun, ketika mereka diabaikan, mereka merasa dihukum dan ditolak. Hal ini membuat mereka semakin terikat dengan pelaku kekerasan, meski hubungannya jelas tidak sehat.
Siklus panas-dingin ini dapat membuat korban rentan secara emosional dan sulit pulih dari hubungan. Perasaan cinta dan kasih sayang yang terkadang ditunjukkan oleh pelaku ibarat obat yang membuat korban tetap bertahan meski tahu hubungan tersebut tidak baik untuknya.
Dalam hubungan yang beracun, seseorang bisa kehilangan sebagian identitasnya tanpa menyadarinya. Manipulasi dan kontrol yang dilakukan pasangan secara perlahan dapat menghancurkan identitas seseorang.
Naisteter menjelaskan bahwa proses melewati masa lalu yang beracun juga berarti mengakui kekosongan yang mereka tinggalkan dan menyembuhkannya. Ini adalah waktu untuk “mendapatkan kembali identitas dan kekuasaan pribadi Anda”.
Proses ini memang memakan waktu, namun hasilnya akan sepadan. Jika Anda berhasil melewatinya, Anda bisa keluar dari fase kegelapan sebagai pribadi yang lebih kuat dan lebih baik.
Patah hati terasa berat dan rasanya tak akan pernah ada habisnya. Namun, dibalik kepedihan tersebut terdapat pelajaran berharga yang membuat kita semakin kuat dan tangguh. Jika Anda bisa bertahan dari kekecewaan, Anda bisa menghadapi segala rintangan di masa depan. Pengalaman ini juga akan membantu Anda mengidentifikasi orang-orang yang harus dihindari di masa depan.
Ingat, Anda berhak mendapatkan cinta sejati dan kebahagiaan.