5 AI Terbaik Buatan China, Bisa Kenali Wajah hingga Temukan Obat
JAKARTA – Tiongkok sedang mengalami fase transformasi yang belum pernah terjadi sebelumnya melalui kecerdasan buatan (AI). Tiongkok juga memiliki 5 proyek kecerdasan buatan teratas yang telah berkembang menjadi kebutuhan sehari-hari warganya.
Tiongkok kini dikenal sebagai pusat lembaga penelitian dunia dan raksasa teknologi kecerdasan buatan. Banyak perusahaan dengan cepat dan besar-besaran mengembangkan solusi kecerdasan buatan yang berdampak pada industri di seluruh dunia.
The Economist, Rabu (29 Mei 2024) Berikut adalah 5 AI teratas yang diciptakan di Tiongkok yang membentuk masa depan. ERNIE (Baidu)
Raksasa teknologi Baidu telah mengembangkan pakar bahasa AI bernama ERNIE. Model ini unggul dalam tugas pemrosesan bahasa alami (NLP) seperti menerjemahkan bahasa dengan akurasi luar biasa dan memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi lintas batas.
Kemampuan untuk meringkas teks yang panjang menghemat waktu dan energi pengguna. Kemampuan ERNIE juga memungkinkan pengembangan chatbot cerdas yang berkomunikasi secara alami dan informatif, menunjukkan keserbagunaannya dalam berbagai format teks kreatif seperti puisi dan skrip.
2. UDAO 2.0 (BCEI)
Akademi Kecerdasan Buatan Beijing (BAAI) mengembangkan WuDao 2.0 sebagai AI khusus untuk tugas penelitian ilmiah. AI yang kuat ini memiliki banyak fungsi, termasuk menganalisis sejumlah besar dokumen ilmiah dan membantu peneliti mengidentifikasi pola dan tren.
AI ini juga menganalisis obat-obatan potensial dan mengevaluasi efektivitasnya untuk membantu pengembangan obat baru. WuDao 2.0 dapat mempercepat penelitian ilmu material dengan mensimulasikan sifat material dan mengusulkan material baru dengan sifat yang diinginkan.
3. XiaoIce (Universitas Microsoft dan Shanghai Jiaotong)
XiaoIce adalah perusahaan patungan antara Microsoft dan Universitas Shanghai Jiaotong. Ini adalah chatbot virtual yang memperluas batas interaksi manusia-komputer dengan fitur unik.
XiaoIce dapat memahami dan merespons emosi manusia, menciptakan percakapan yang lebih alami dan emosional. Karena AI ini menyesuaikan percakapan dengan setiap pengguna, mempelajari preferensi dan minat mereka seiring waktu. Ada juga keterlibatan aktif di media sosial untuk berinteraksi dan menghibur konsumen.
4. AlphaFold (Pikiran Dalam dan Tencent)
Proyek gabungan antara anak perusahaan Google DeepMind dan Tencent melahirkan AlphaFold sebagai alat kecerdasan buatan yang merevolusi prediksi struktur protein. Manfaat AI terutama terletak pada percepatan proses penemuan obat dengan memprediksi struktur protein secara akurat.
Kemampuannya untuk memahami struktur protein penting untuk memahami penyakit pada tingkat molekuler dan dapat mengarah pada pengembangan strategi pengobatan baru. AI ini juga berpotensi mempercepat kemajuan bioteknologi dengan mempermudah merancang protein baru dengan fungsi yang diinginkan.
5. Kanol (Perasaan Waktu)
SenseTime mengembangkan teknologi pengenalan wajah mutakhir yang telah mencapai kesuksesan signifikan di bidang ini. Kemampuannya mencakup tingkat akurasi yang tinggi untuk tugas pengenalan wajah serta pemrosesan tugas pengenalan wajah secara real-time, sehingga cocok untuk aplikasi keamanan.
Kunlun dapat menangani kumpulan data yang besar dan skenario yang kompleks, menjadikannya alat yang berharga untuk berbagai macam aplikasi. Prestasi Tiongkok dalam bidang kecerdasan buatan tidak diragukan lagi mengesankan dan membentuk lanskap kecerdasan buatan global. Seiring dengan perkembangan bidang ini, kolaborasi internasional sangatlah penting untuk memastikan pengembangan teknologi kecerdasan buatan yang beretika dan bertanggung jawab demi kepentingan semua orang.
MG/Muhammad Rauzan Ranupane Ramadhan