37 Calon Emiten Antre Lepas Saham ke Publik hingga 31 Mei 2024

0 0
Read Time:3 Minute, 41 Second

gospelangolano.com, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat banyak perusahaan yang mengantri dalam jalur penawaran umum perdana (IPO).

Hingga 31 Mei 2024, terdapat 24 perusahaan yang terdaftar mengikuti bursa. Dana yang diperoleh dari IPO sekitar Rp 3,88 triliun. Direktur Pengawasan Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan saat ini terdapat 37 perusahaan yang siap melantai di bursa.

Dari sisi aset, perusahaan menengah masih mendominasi. Sedangkan dari sisi sektor, sebagian besar berasal dari sektor konsumen non-siklus.

“Hari ini ada 37 perusahaan yang masuk dalam pipeline IPO BEI,” kata Nyoman kepada wartawan, Senin (3/6/2024).

Merujuk POJK nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 8 perusahaan dengan modal melebihi Rp 250 miliar. Kemudian 24 perusahaan dengan aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar. 5 perusahaan lainnya memiliki aset kecil di bawah Rp 50 miliar.

Sedangkan rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 2 Perusahaan dari produk dasar

• 5 perusahaan dari peralatan sepeda

• 9 Perusahaan dari pelanggan otomatis

• 2 perusahaan dari sektor energi

• 1 perusahaan dari sektor keuangan

• 3 Perusahaan dari bidang kesehatan

• 6 perusahaan dari sektor usaha

• 1 perusahaan dari infrastruktur

• 3 Perusahaan dari properti dan real estate

• 4 perusahaan dari sektor teknologi

• 1 perusahaan dari transportasi dan transportasi

  Pipa Obligasi

Pada saat yang sama, Nyoman telah mengumpulkan 40 emisi dari 32 emiten EBUS yang berada dalam pipeline kontrak. Saat ini, sebanyak 41 penerbitan telah diterbitkan oleh 28 emiten EBUS dengan dana Rp 42,8 triliun.

 

 

Selain itu, berikut adalah rincian sektor-sektor kontrak tersebut:

• 3 Perusahaan berdasarkan basis produk

• 2 Perusahaan dari pelanggan menggunakan sepeda

• 2 Perusahaan dari pelanggan otomatis

• 2 perusahaan dari sektor energi

• 14 perusahaan dari sektor keuangan

• 0 Perusahaan dari sektor kesehatan

• 1 perusahaan dari bidang usaha

• 6 perusahaan dari sektor infrastruktur

• 1 perusahaan dari properti dan real estate

• 1 perusahaan dari industri teknologi

• 0 Perusahaan dari transportasi dan transportasi

Menyebarkan peraturan perpipaan

Berdasarkan Undang-undang Pemberian Modal dengan Hak Khusus (HMETD) atau right issue, masih ada 24 emiten yang masuk dalam pipeline.

Hingga 31 Mei 2024, terdapat 10 emiten yang telah melakukan right issue dengan total nilai Rp 30,71 triliun. Selain itu, terdapat 24 perusahaan yang tercatat dalam kebijakan BEI dengan rincian sebagai berikut:

• 1 perusahaan dari peralatan dasar

• 8 perusahaan dari peralatan sepeda

• 4 Perusahaan dari pelanggan non-kompetitif

• 4 perusahaan dari sektor energi

• 5 perusahaan dari sektor keuangan

• 0 Perusahaan dari sektor kesehatan

• 0 Perusahaan berdasarkan perdagangan

• 1 perusahaan dari infrastruktur

• 0 Perusahaan dari properti dan real estate

• 0 Perusahaan dari industri teknologi

• 1 perusahaan dari transportasi dan transportasi

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) sempat mengumumkan kabar baru seputar pasar saham. Rencananya aturan tersebut akan diluncurkan pada paruh pertama tahun 2024.

Direktur Perdagangan dan Peraturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengatakan, pihaknya sedang berdiskusi dengan tiga anggota bursa (AB).

Sayangnya, BEI belum bisa membeberkan lebih detail. “Saat ini ada 3 AB yang berbicara dengan kami sebagai pilot AB. Cuma belum bisa kami sebutkan siapa,” kata Irvan kepada wartawan, berbicara, Rabu (15/05/2024).

Bursa seringkali mengatur persyaratan penyedia perdagangan berupa SOP, manajemen risiko, dan persyaratan proses. Bagi anggota bursa yang berminat menjadi penerbit, dapat mengajukan permohonan ke bursa dengan memenuhi persyaratan bursa.

Irvan mengatakan Kementerian Keuangan (OJK) saat ini sedang menyusun peraturan mengenai penyedia jasa keuangan. Sesuai jadwal, bursa masih menunggu perbaikan persiapan dari OJK, namun harapannya bisa terealisasi pada tahun ini.

“Kami berharap para penyedia jasa keuangan dapat melakukan perubahan keuangan dan mengurangi penyebaran produk-produk yang masuk dalam daftar produk yang dapat didaftarkan oleh penyedia jasa keuangan,” tambah Irvan. Sekarang Pembuat Pasar

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menyarankan produsen untuk menaikkan harga produknya pada tahun 2024. 

Direktur Perdagangan dan Regulasi Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengatakan, pihaknya berencana memilih perusahaan sekuritas untuk menjadi market maker. 

“Rencananya beberapa efek akan memberikan pemasukan di pasar. Jadi akan ditawarkan jual beli sesuai kesepakatan kita,” kata Irvan saat ditemui BEI, ditulis Rabu, 3 Januari 2024.

 

 

Ia menambahkan, pengusaha ini akan memiliki kewajiban yang harus dipenuhi. Misalnya, berapa banyak makalah yang harus dimiliki dalam sehari dan bagaimana mengaturnya. 

“Ada tanggung jawab yang mereka lakukan, berapa banyak makalah yang harus mereka selesaikan dalam sehari,” ujarnya. 

Sanksi akan dikenakan kepada produsen yang tidak menaati peraturannya. Hukuman bagi pelaku industri berupa sanksi administratif. 

Namun untuk tahap awal, BEI belum mengatur mengenai produsennya. Sebab, BEI akan memberikan panduan terlebih dahulu. 

“Kalau tidak menjalankan tugas, di awal akan ada pembinaan,” imbuhnya. 

Pialang saham adalah pihak yang diberi kuasa oleh bursa efek untuk melakukan tender dan menawarkan kategori saham tertentu dalam jumlah yang cukup. 

happy 37 Calon Emiten Antre Lepas Saham ke Publik hingga 31 Mei 2024
Happy
0 %
sad 37 Calon Emiten Antre Lepas Saham ke Publik hingga 31 Mei 2024
Sad
0 %
excited 37 Calon Emiten Antre Lepas Saham ke Publik hingga 31 Mei 2024
Excited
0 %
sleepy 37 Calon Emiten Antre Lepas Saham ke Publik hingga 31 Mei 2024
Sleepy
0 %
angry 37 Calon Emiten Antre Lepas Saham ke Publik hingga 31 Mei 2024
Angry
0 %
surprise 37 Calon Emiten Antre Lepas Saham ke Publik hingga 31 Mei 2024
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D